Resume Tugas 6
Perancangan sistem secara umum
Tahap perancangan sistem secara umum terbagi atas :
1.Perancangan Output
2.Perancangan Input
3.Perancangan Database
4.Perancangan Kontrol
5.Perancangan Jaringan
6.Perancangan Komputer
Apa-apa saja maksud dari ketujuh tahap ini?
1.Peracangan Output
hal ini tidak boleh dianggap sepele karena output yang dihasilkan harus benar-benar menyampaikan informasi bagi siapa yang membutuhkan.tipe output dibagi dua yaitu eksternal dan internal.
Output eksternal bertujuan untuk memberikan informasi bagi orang-orang yang bukan dari organisasi,sedangkan Output internal bertujuan menyampaikan informasi kepada orang yang berada didalam organisasi.
2.Peracangan Input
tujuan dari perancangan input adalah mengefektifkan biaya pemasukan data dan menjamin keakuratan data yang masuk.proses input dapat meliputi 2 tahapan utama yaitu penangkapan data dan penyiapan data.tipe input dibagi eksternal dan internal
Eksternal yaitu input yang berasal dari orang luar organisasi,sedangkan internal adalah input yang berasal dari pemakai ataupun orang yang berada di organisasi
3.Peracangan Database
adalah perancangan yang mengumpulkan data-data yang saling berintegrasi dengan yang lainnya seperti akses file yaitu komputer mencoba untuk membaca data-data yang ada di database.alat peracangan database meliputi ERD,MAPPING,Normalisasi.
4.Peracangan Control
tujuannya adalah agar sistem setelah diimplementasi memiliki kehandalan dalam mencegah kesalahan dan kerusakan sistem.jenis control yaitu pencegahan,pendeteksian, dan pengkoreksian
5.Perancangan Jaringan
yaitu membuat segmen bidang usaha kemudian membuat model LAN dan mengevalusinya.
Kendala yang dihadapi dalam merancang sebuah sistem
1. Biaya
Permasalahan umum yang ditemui universitas yang ingin memiliki software Sistem Informasi Akademik sendiri adalah biaya yang relatif besar, SDM atau teknisi yang belum memadai, infrastruktur dan jaringan internet yang belum stabil, dan software yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Biaya pengadaan Sistem Informasi Akademik tidak sedikit. Untuk pengadaan aplikasi akademik atau pendaftaran online, universitas perlu mengeluarkan biaya mencapai ratusan bahkan milyaran rupiah. Hal ini tentunya menjadi bahan pemikiran universitas-universitas yang ingin memiliki sistem informasi sendiri, terlebih universitas yang masih berada dalam skala kecil dengan jumlah mahasiswa yang juga masih terbatas.
2. SDM
Dalam pengadaan Sistem Informasi Akademik dalam sebuah universitas, dibututuhkan pula SDM yang memadai, baik dari kuantitas maupun kualitas. SDM ini berperan dalam pembangunan infrastruktur dan melakukan monitoring. Teknisi harus selalu siap sedia dalam melakukan perawatan terhadap sistem dan melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan. Jumlah dan kualitas SDM yang tidak memadai akan mempengaruhi performa dari sistem informasi yang berjalan.
3. Infrastruktur
Permasalahan ketiga adalah infrastruktur dan jaringan internet yang tidak stabil. Permasalahan ini terkait dengan permasalahan sebelumnya yaitu dana dan SDM. Pembangunan infrastruktur dan perawatannya yang tidak maksimal dapat berdampak terhadap infrastruktur yang kurang stabil dan mengganggu arus perputaran informasi yang ada di dalamnya. Jaringan internet menjadi syarat utama agar sistem ini berjalan dengan lancar. Jika jaringan terganggu dan tidak stabil maka dapat dipastikan sistem informasi juga akan terhambat.
4. Ketidaksesuaian Sistem
Permasalahan terakhir yang ada dalam pengadaan sistem informasi adalah ketidaksesuaian sistem informasi dengan kebutuhan kampus. Kebanyakan sistem informas akademik masih belum bisa memenuhi semua kebutuhan kampus. Sistem harus memperhatikan permasalahan yang ada, bagaimana tampilannya, apa saja yang akan ada di dalamnya, dan mengedepankan kemudahan operasional bagi karyawan.
Permasalahan pengadaan sistem informasi ini saling terkait satu sama lain. lalu adakah solusi untuk semua permasalahan tersebut? Tentunya ada. Saat ini telah berkembang sistem informasi terintegrasi berbasis Cloud yang dapat menyesuaikan kebutuhan kampus dan menghilangkan semua poin permasalahan yang ada di atas.
Teknik dalam mengumpulkan informasi
1.Wawancara/interview
Fase dan Tahapan Pengembangan Aplikasi
Sumber : https://blog.ecampuz.com/4-permasalahan-umum-membangun-sistem-informasi-akademik-kampus/
https://piyaneo.wordpress.com/2014/05/10/rapid-application-development-rad/
Tahap perancangan sistem secara umum terbagi atas :
1.Perancangan Output
2.Perancangan Input
3.Perancangan Database
4.Perancangan Kontrol
5.Perancangan Jaringan
6.Perancangan Komputer
Apa-apa saja maksud dari ketujuh tahap ini?
1.Peracangan Output
hal ini tidak boleh dianggap sepele karena output yang dihasilkan harus benar-benar menyampaikan informasi bagi siapa yang membutuhkan.tipe output dibagi dua yaitu eksternal dan internal.
Output eksternal bertujuan untuk memberikan informasi bagi orang-orang yang bukan dari organisasi,sedangkan Output internal bertujuan menyampaikan informasi kepada orang yang berada didalam organisasi.
2.Peracangan Input
tujuan dari perancangan input adalah mengefektifkan biaya pemasukan data dan menjamin keakuratan data yang masuk.proses input dapat meliputi 2 tahapan utama yaitu penangkapan data dan penyiapan data.tipe input dibagi eksternal dan internal
Eksternal yaitu input yang berasal dari orang luar organisasi,sedangkan internal adalah input yang berasal dari pemakai ataupun orang yang berada di organisasi
3.Peracangan Database
adalah perancangan yang mengumpulkan data-data yang saling berintegrasi dengan yang lainnya seperti akses file yaitu komputer mencoba untuk membaca data-data yang ada di database.alat peracangan database meliputi ERD,MAPPING,Normalisasi.
4.Peracangan Control
tujuannya adalah agar sistem setelah diimplementasi memiliki kehandalan dalam mencegah kesalahan dan kerusakan sistem.jenis control yaitu pencegahan,pendeteksian, dan pengkoreksian
5.Perancangan Jaringan
yaitu membuat segmen bidang usaha kemudian membuat model LAN dan mengevalusinya.
Kendala yang dihadapi dalam merancang sebuah sistem
1. Biaya
Permasalahan umum yang ditemui universitas yang ingin memiliki software Sistem Informasi Akademik sendiri adalah biaya yang relatif besar, SDM atau teknisi yang belum memadai, infrastruktur dan jaringan internet yang belum stabil, dan software yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Biaya pengadaan Sistem Informasi Akademik tidak sedikit. Untuk pengadaan aplikasi akademik atau pendaftaran online, universitas perlu mengeluarkan biaya mencapai ratusan bahkan milyaran rupiah. Hal ini tentunya menjadi bahan pemikiran universitas-universitas yang ingin memiliki sistem informasi sendiri, terlebih universitas yang masih berada dalam skala kecil dengan jumlah mahasiswa yang juga masih terbatas.
2. SDM
Dalam pengadaan Sistem Informasi Akademik dalam sebuah universitas, dibututuhkan pula SDM yang memadai, baik dari kuantitas maupun kualitas. SDM ini berperan dalam pembangunan infrastruktur dan melakukan monitoring. Teknisi harus selalu siap sedia dalam melakukan perawatan terhadap sistem dan melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan. Jumlah dan kualitas SDM yang tidak memadai akan mempengaruhi performa dari sistem informasi yang berjalan.
3. Infrastruktur
Permasalahan ketiga adalah infrastruktur dan jaringan internet yang tidak stabil. Permasalahan ini terkait dengan permasalahan sebelumnya yaitu dana dan SDM. Pembangunan infrastruktur dan perawatannya yang tidak maksimal dapat berdampak terhadap infrastruktur yang kurang stabil dan mengganggu arus perputaran informasi yang ada di dalamnya. Jaringan internet menjadi syarat utama agar sistem ini berjalan dengan lancar. Jika jaringan terganggu dan tidak stabil maka dapat dipastikan sistem informasi juga akan terhambat.
4. Ketidaksesuaian Sistem
Permasalahan terakhir yang ada dalam pengadaan sistem informasi adalah ketidaksesuaian sistem informasi dengan kebutuhan kampus. Kebanyakan sistem informas akademik masih belum bisa memenuhi semua kebutuhan kampus. Sistem harus memperhatikan permasalahan yang ada, bagaimana tampilannya, apa saja yang akan ada di dalamnya, dan mengedepankan kemudahan operasional bagi karyawan.
Permasalahan pengadaan sistem informasi ini saling terkait satu sama lain. lalu adakah solusi untuk semua permasalahan tersebut? Tentunya ada. Saat ini telah berkembang sistem informasi terintegrasi berbasis Cloud yang dapat menyesuaikan kebutuhan kampus dan menghilangkan semua poin permasalahan yang ada di atas.
Teknik dalam mengumpulkan informasi
1.Wawancara/interview
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring
perkembangan teknologi, metode wawancara dapat pula dilakukan melalui
media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara
terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
2.Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan
untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik pengumpulan data observasi
cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan
pada responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar.
3.Kuisioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang lebih efisien
bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel yag akan diukur dan tahu
apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan
bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
4.Studi dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan
langsung kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data
yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan analisis.
Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD)
adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk menyediakan pengembangan yang
jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan hasil yang dicapai melalui siklus tradisional (McLeod, 2002). RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik
terstruktur dengan teknik prototyping dan teknik pengembangan
joint
application untuk mempercepat pengembangan sistem/aplikasi
(Bentley, 2004). Dari definisi-definisi konsep RAD ini, dapat dilihat bahwa
pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode RAD ini dapat dilakukan dalam
waktu yang relatif lebih cepat.
Fase dan Tahapan Pengembangan Aplikasi
1) Requirements
Planning (Perencanaan Syarat-Syarat)
Dalam fase ini, pengguna
dan penganalisis bertemu untuk mengidentifikasikan tujuan-tujuan aplikasi atau
sistem serta untuk megidentifikasikan syarat-syarat informasi yang ditimbulkan
dari tujuan-tujuan tersebut. Orientasi dalam fase ini adalah menyelesaikan masalah-masalah
perusahaan. Meskipun teknologi informasi dan sistem bisa mengarahkan sebagian
dari sistem yang diajukan, fokusnya akan selalu tetap pada upaya pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan (Kendall, 2010).
2)
RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)
Fase ini adalah fase
untuk merancang dan memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai workshop.
Penganalisis dan dan pemrogram dapat bekerja membangun dan menunjukkan
representasi visual desain dan pola kerja kepada pengguna. Workshop
desain ini dapat dilakukan selama beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi
yang akan dikembangkan. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon
prototipe yang ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul yang dirancang
berdasarkan respon pengguna. Apabila sorang pengembangnya merupakan pengembang
atau pengguna yang berpengalaman, Kendall menilai bahwa usaha kreatif ini dapat
mendorong pengembangan sampai pada tingkat terakselerasi (Kendall, 2010).
3)
Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi
ini, penganalisis bekerja dengan para pengguna secara intens selama workshop
dan merancang aspek-aspek bisnis dan nonteknis perusahaan. Segera setelah
aspek-aspek ini disetujui dan sistem-sistem dibangun dan disaring,
sistem-sistem baru atau bagian dari sistem diujicoba dan kemudian diperkenalkan
kepada organisasi (Kendall, 2010).
Sumber : https://blog.ecampuz.com/4-permasalahan-umum-membangun-sistem-informasi-akademik-kampus/
https://piyaneo.wordpress.com/2014/05/10/rapid-application-development-rad/
Komentar
Posting Komentar